Teknologi Pengelasan Kapal
Penulis
Deskripsi Buku
Dalam proses pembangunan kapal, untuk merangkai material pelat satu dengan material pelat yang lain adalah dengan menggunakan metode pengelasan. Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Pada proses pengelasan sering terjadi tegangan sisa (residual stress) yang dapat mengakibatkan deformasi pada material pelat. Deformasi pada sambungan las harus dihilangkan karena dapat mempengaruhi kekuatan sambungan las itu sendiri. Pemilihan bentuk kampuh (groove) pada saat pengelasan las dapat mencegah terjadinya deformasi pada sambungan las. Bentuk kampuh las meliputi: open square butt, single bevel butt, double bevel butt, single V butt, double V butt, single U butt, dan single J-butt weld.
Metode las yang digunakan dibedakan menjadi: las SMAW (Shielded Metal Arc Welding), las FCAW (Flux Core Arc Welding) las GMAW (Gas Metal Arc Welding), Las GTAW (Gas Tungsten Arc Welding), dan las SAW (Submerged Arc Welding). Penggolongan posisi pengelasan yaitu: 1F, 1G, 2F, 2G, 3F, 3G, 4F, 4G, pipa 1G, pipa 2G, pipa 5G, pipa 6G. Dari penggolongan tersebut pada dasarnya posisi pengelasan secara garis besar di golongkan pada posisi down hand, horizontal, vertical, dan over head. Welding engineer menyampaikan desain struktur pengelasan secara mudah dan akurat kepada pihak pembangun dengan menggunakan simbol-simbol las. Simbol las dibuat dan ditetapkan dalam standar AWS (American Welding Society) atau ISO (International Standard Organization). Weldability suatu material dapat digunakan untuk menentukan prosedur pengelasan yang tepat supaya proses metalurgi las dapat menghasilkan logas las yang sempurna dan terhindar dari cacat las.
